Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 24 November 2015

Garis wallace dan weber

 
1.     Garis Wallace adalah sebuah garis hipotetis yang memisahkan wilayah geografi hewan Asia dan Australasia. Bagian barat dari garis ini berhubungan dengan spesies Asia; di timur kebanyakan berhubungan dengan spesies Australia. Garis ini dinamakan atas Alfred Russel Wallace, yang menyadari perbedaan yang jelas pada saat dia berkunjung ke Hindia Timur pada abad ke-19. Garis ini melalui Kepulauan Melayu, antara Borneo dan Sulawesi; dan antara Bali (di barat) dan Lombok (di timur). Adanya garis ini juga tercatat oleh Antonio Pigafetta tentang perbedaan biologis antara Filipina dan Kepulauan Maluku, tercatat dalam perjalanan Ferdinand Magellan pada 1521. Garis ini lalu diperbaiki dan digeser ke Timur (daratan pulau Sulawesi) oleh Weber. Batas penyebaran flora dan fauna Asia lalu ditentukan secara berbeda-beda, berdasarkan tipe-tipe flora dan fauna. Garis ini lalu dinamakan "Wallace-Weber".
2.      Garis Weber adalah sebuah garis khayal pembatas antara dunia flora dan fauna di paparan sahul dan di bagian lebih barat Indonesia. garis ini membujur dari utara ke selatan antara kepulauan Maluku dan Papua serta antara Nusa Tenggara Timur dengan Australia. Garis ini dicetuskan oleh Max Carl Wilhelm Weber atau Max Wilhelm Carl Weber
1. Asiatis/Oriental
Wilayah Fauna Indonesia Tipe Asiatis sering pula disebut Wilayah Fauna Indonesia Barat atau Wilayah Fauna Tanah Sunda. Wilayah fauna Indonesia yang bercorak Asiatis terdapat di Indonesia bagian barat meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan, serta pulau-pulaukecil di sekitarnya. Wilayah fauna Indonesia bagian barat (Tipe Asiatis) dengan wilayah fauna Indonesia bagian tengah (Tipe Asia-Australis) dibatasi oleh Garis Wallace.
Jenis-jenis Fauna Indonesia Tipe Asiatis, antara lain sebagai berikut.
1) Mamalia, terdiri atas gajah India di Sumatera, harimau terdapat di Jawa, Sumatera, Bali, badak bercula dua di Sumatera dan Kalimantan, badak bercula satu di Jawa, orang utan di Sumatera dan Kalimantan, Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan beruang madu di Sumatera dan Kalimantan. Hal yang menarik adalah di Kalimantan tidak terdapat harimau dan di Sulawesi terdapat binatang Asiatis seperti monyet, musang, anoa, dan rusa. Fauna endemik di daerah ini adalah, badak bercula satu di Ujung kulon Jawa Barat, Beo Nias di Kabupaten Nias, Bekantan/Kera Belanda dan Orang Utan di Kalimantan.
2) Reptilia, terdiri atas biawak, buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, bunglon, dan trenggiling.
3) Burung, terdiri atas elang bondol, jalak, merak, ayam hutan, burung hantu, kutilang, dan berbagai jenis unggas lainnya.
4) Ikan, terdiri atas mujair, arwana, dan pesut (mamalia air tawar), yaitu sejenis lumba-lumba yang hidup di Sungai Mahakam.
5) Serangga, terdiri atas berbagai jenis kumbang dan kupu-kupu, serta berbagai jenis serangga yang bersifat endemik.
Flora di dataran Sunda disebut juga flora Asiatis karena ciri-cirinya mirip dengan ciri-ciri tumbuhan Asia. Contoh-contohnya yaitu: tumbuhan jenis meranti-merantian, berbagai jenis rotan dan berbagai jenis nangka. Hutan Hujan Tropis terdapat di bagian Tengah dan Barat pulau Sumatera dan sebagian besar wilayah Kalimantan. Hal ini dikarenakan sejarah geologi dulu bahwa dataran sunda bergabung dengan benua Asia.
Di dataran Sunda banyak dijumpai tumbuhan endemic, yaitu tumbuhan yang hanya terdapat pada tempat tertentu dengan batas wilayah yang relatif sempit dan tidak terdapat di wilayah lain. Tumbuhan endemic tersebut terdapat di Kalimantan sebanyak 59 jenis dan di Jawa 10 jenis. Misalnya bunga Rafflesia Arnoldii hanya terdapat di perbatasan Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan. Anggrek Tien Soeharto yang hanya tumbuh di Tapanuli Utara,Sumatera Utara.
Flora Sumatra–Kalimantan
Sebagian besar wilayah Sumatra dan Kalimantan merupakan wilayah iklim hutan hujan tropis atau tipe Af berdasarkan klasifikasi Iklim Koppen. Iklim di wilayah ini dicirikan dengan adanya tingkat kelembapan udara dan curah hujan yang selalu tinggi sepanjang tahun. Oleh karena itu, tipe vegetasi yang mendo minasi wilayah ini ialah hutan hujan tropis, yaitu tipe hutan lebat dengan jenis tumbuhan yang sangat heterogen. Pohonpohonnya tinggi dan sangat rapat, di bawahnya ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan yang lebih rendah dan tanahnya ditumbuhi perdu dan rumput-rumputan sebagai penutup. Beberapa jenis flora khas daerah Sumatra-Kalimantan adalah tumbuhan meranti (dipterocarpus), berbagai jenis epifit, seperti anggrek, berbagai jenis lumut, cendawan (jamur), dan paku-pakuan, serta tumbuhan endemik yang sangat langka, seperti Rafflesia arnoldi yang penyebarannya hanya di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan dari mulai Nanggroe Aceh Darussalam sampai Lampung.
Flora Jawa–Bali
Kondisi iklim kawasan Pulau Jawa sangat bervariasi dengan tingkat curah hujan dan kelembapan udara semakin berkurang ke arah timur. Wilayah jawa barat didominasi oleh tipe iklim hutan hujan tropis (Af) dan Iklim Musim Tropis (Am). Semakin ke timur, tipe iklim bergeser ke arah tipe iklim yang lebih rendah curah hujannya. Akhirnya ditemui beberapa wilayah Iklim Sabana Tropik (Aw) di Pulau Bali. Keadaan ini membawa pengaruh terhadap pola vegetasi alam yang ada. Kawasan hutan hujan tropis di wilayah ini sebagian besar terdapat di Jawa Barat, seperti di Gede-Pangrango, Cibodas, dan Pananjung. Adapun wilayah utara Pulau Jawa yang memanjang mulai dari Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah, sampai Jawa Timur merupakan kawasan hutan musim tropis yang meranggas atau menggugurkan daunnya pada musim kemarau.
Jenis flora khas hutan musim tropis antara lain pohon jati. Jenis vegetasi yang mendominasi wilayah Jawa bagian timur dan Pulau Bali adalah vegetasi sabana tropis. Wilayah-wilayah pegunungan yang cukup tinggi di Pulau Jawa maupun di Pulau Bali banyak ditutupi oleh vegetasi hutan pegunungan tinggi.
2. Australis
Wilayah Fauna Indonesia Tipe Australis disebut juga Wilayah Fauna Indonesia Timur atau Wilayah Fauna Tanah Sahul, meliputi Pulau Irian Jaya (Papua), Kepulauan Aru, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Wilayah Fauna Indonesia Timur (Tipe Australis) dengan Fauna Indonesia Tengah (Tipe Asia-Australis) dibatasi oleh Garis Weber.
Jenis-jenis Fauna Indonesia Tipe Australis, antara lain sebagai berikut.
1) Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang, koala, nokdiak (landak Irian), oposum layang (pemanjat berkantung), kuskus, biawak, kanguru pohon, dan kelelawar.
2) Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal, dan kura-kura.
3) Amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
4) Burung, terdiri atas kakatua, beo, nuri, raja udang, cendrawasih, dan kasuari.
5) Ikan, terdiri atas arwana dan berbagai jenis ikan air tawar lainnya yang jumlah spesiesnya relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan wilayah Fauna Indonesia Barat dan Tengah.
Flora yang ada di dataran Sahul disebut juga flora Australis sebab jenis floranya mirip dengan flora di benua Australia. Dataran Sahul yang meliputi Irian Jaya dan pulau-pulau kecil yang ada disekitarnya memiliki corak hutan Hujan Tropik tipe Australia Utara, dengan ciri-ciri sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Di dalamnya tumbuh beribu-ribu jenis tumbuh-tumbuhan dari yang besar dan tingginya bisa mencapai lebih dari 50 m, berdaun lebat sehingga matahari sukar menembus ke permukaan tanah dan tumbuhan kecil yang hidupnya merambat. Berbagai jenis kayu yang punya nilai ekonomis tinggi tumbuh dengan baik, seperti kayu besi, cemara, eben hitam, kenari hitam, dan kayu merbau. Di daerah pantai banyak kita jumpai hutan mangrove dan pandan, sedangkan di daerah rawa terdapat sagu untuk bahan makanan. Di daerah pegunungan terdapat tumbuhan Rhododendron yang merupakan tumbuhan endemik daerah ini.
3. Daerah Peralihan
Wilayah Fauna Indonesia Tipe Asia-Australis sering pula disebut Wilayah Fauna Indonesia Tengah atau Wilayah Fauna Kepulauan Wallacea. Wilayah ini meliputi Pulau Sulawesi, Timor, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku.
Jenis-jenis Fauna Indonesia peralihan antara lain sebagai berikut.
1) Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, tapir, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, beruang, tarsius, monyet seba, kuda, sapi, dan banteng.
2) Amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
3) Reptilia, terdiri atas ular, buaya, biawak, dan komodo.
4) Berbagai macam burung, antara lain burung dewata, maleo, mandar, raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakatua, merpati, dan angsa.
Wilayah tipe peralihan adalah pulau-pulau di wilayah Indonesia bagian tengah yang terdiri atas Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku. Wilayah-wilayah ini memiliki sifat iklim yang lebih kering dan kelembapan udara yang lebih rendah di ban – ding kan dengan wilayah-wilayah Indonesia lainnya. Pulau-pulau ini disebut daerah peralihan karena flora di daerah peralihan, mempunyai kemiripan dengan flora yang ada di daerah kering di Maluku, Nusa Tenggara, Jawa, dan Filipina. Di kawasan pegunungannya terdapat jenis tumbuhan yang mirip dengan tumbuhan di Kalimantan. Sedangkan di kawasan pantai dan dataran rendahnya mirip dengan tumbuhan di Irian Jaya. Corak vegetasi yang terdapat di daerah Peralihan meliputi: Vegetasi Sabana Tropik di Kepulauan Nusa Tenggara, Hutan pegunungan di Sulawesi dan Hutan Campuran di Maluku.
Corak vegetasi tipe peralihan meliputi:
1) vegetasi sabana tropis di wilayah Nusa Tenggara;
2) vegetasi hutan pegunungan di wilayah pegunungan yang terletak di Pulau Sulawesi;
3) vegetasi hutan campuran di wilayah Maluku, yang terdiri atas berbagai jenis rempah-rempah (pala, cengkih, kayu manis), kenari, kayu eboni, dan lontar sebagai tanaman khas di daerah ini.
Pembagian flora dan fauna di Indonesia tersebut didasarkan pada faktor geologi. Yang secara geologi pulau-pulau di Indonesia Barat pernah menyatu dengan benua Asia sedangkan pulau-pulau di Indonesia Timur pernah menyatu dengan benua Australia. Oleh karena itu tumbuhan dan hewan di benua Asia mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan tumbuhan dan hewan di Indonesia Barat. Demikian pula ciri-ciri tumbuhan dan hewan di Indonesia Timur mirip dengan tumbuhan dan hewan di benua Australia.
3.* Pembagian Jenis Flora berdasarkan Geologi, Iklimdan Ketinggian Tempat *
Jenis dan persebaran flora di Indonesia didasarkan atas beberapa faktor yaitu faktor geologi danfaktor iklim serta ketinggian tempat pada muka bumi.
Jenis Flora berdasarkan Faktor Geologi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, secara geologis, pulau-pulau di Indonesia Barat pernahmenyatu dengan benua Asia sedangkan pulau-pulau di Indonesia Timur pernah menyatu dengan benua Australia. Oleh karena itu tumbuhan di benua Asia mempunyai ciri-ciri yang mirip dengantumbuhan di Indonesia Barat demikian pula ciri-ciri tumbuhan di Indonesia Timur mirip dengantumbuhan di benua Australia. Berdasarkan hal tersebut, flora di Indonesia dibedakan dalam tigawilayah, yaitu flora di dataran Sunda, di dataran Sahul dan di daerah Peralihan.
a.Flora di Dataran Sunda
Sebelumnya saya ingin bertanya manakah yang termasuk dataran Sunda ? Anda bisa melihat pada gambar 1.1 pada Kegiatan Belajar 1. Flora di dataran Sunda disebut juga flora Asiatiskarena ciri-cirinya mirip dengan ciri-ciri tumbuhan Asia. Ingat sejarahnya bukan? Contoh-contohnya yaitu: tumbuhan jenis meranti-merantian, berbagai jenis rotan dan berbagai jenisnangka. Hutan Hujan Tropis terdapat di bagian Tengah dan Barat pulau Sumatera dan sebagian besar wilayah Kalimantan. Bagaimana dengan Pulau Jawa? Apakah memiliki Hutan HujanTropis?
b.Flora di daerah Dataran Sahul
Flora di dataran Sahul disebut juga
flora Australis
karena jenis floranya mirip dengan flora di benua Australia.. Meliputi pulau apa saja dataran Sahul? Ya, Irian Jaya serta pulau-pulau kecildisekitarnya. Dataran Sahul memiliki corak hutan Hujan Tropik tipe Australia Utara, yang ciri-cirinya sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Di dalamnya tumbuh beribu-ribu jenistumbuh-tumbuhan dari yang besar dan tingginya bisa mencapai lebih dari 50 m, berdaun lebatsehingga matahari sukar menembus ke permukaan tanah dan tumbuhan kecil yang hidupnyamerabatm. Berbagai jenis kayu berharga tumbuh dengan baik, seperti kayu besi, cemara, ebenhitam, kenari hitam, dan kayu merbau. Di daerah pantai banyak kita jumpai hutan mangrovedan pandan, sedangkan di daerah rawa terdapat sagu untuk bahan makanan. Di daerah pegunungan terdapat tumbuhan Rhododendron yang merupakan tumbuhan endemik daerah ini.
c.Flora Daerah Peralihan
Sebelumnya coba sebutkan, pulau apa saja yang masuk daerah peralihan? Ya, pulau Sulawesi,Maluku, dan Nusa Tenggara. Mengapa disebut daerah peralihan? Mengenai flora di daerah peralihan, sebagai contoh yaitu flora di Sulawesi, yang mempunyai kemiripan dengan floradaerah kering di Maluku, Nusa Tenggara, Jawa, dan Filipina. Di kawasan pegunungannyaterdapat jenis tumbuhan yang mirip dengan tumbuhan di Kalimantan. Sedangkan di kawasan pantai dan dataran rendahnya mirip dengan tumbuhan di Irian Jaya. Corak vegetasi yangterdapat di daerah Peralihan meliputi:

persebaran flora dan fauna di indonesia


Persebaran dari Fauna yang ada di wilayah Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga corak yang berbeda, yaitu fauna bagian barat Indonesia, tengah Indonesia, & timur Indonesia. Garis yang memisahkan fauna dari Indonesia bagian Barat dan bagian Indonesia Tengah dinamakan garis Wallace, sedangkan garis yang memisahkan fauna dari bagian Tengah Indonesia dan bagian Indonesia Timur dinamakan Garis Weber.
Pengertian Persebaran
Kata persebaran memiliki arti dasar penyebaran, yang berarti menunjukan lokasi dari objek yang diamati. Sebagai contoh yaitu kata persebaran yang sering kita dengar adalah persebaran penduduk di daerah Indonesia. Persebaran penduduk di daerah Indonesia ini berarti sebaran lokasi penduduk berdasarkan wilayahnya di daerah Indonesia atau biasa disebut distribusi.
Sehingga kata persebaran jika kita kaitkan dengan kata fauna maka kata persebaran tersebut akan memiliki arti distribusi penyebaran dari hewan yang di amati pada suatu lokasi. Dalam hal ini pengamatan persebaran dilakukan untuk mengetahui karakteristik & ciri khas hewan yang tersebar di suatu daerah Indonesia.

Persebaran menurut Wallace & Weber
Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa persebaran fauna yang ada di Indonesia dibagi atas tiga bagian. Pesebaran ini dikelompokan berdasarakan pengamatan serta garis persebaran yang dibuat oleh Wallace dan Weber. Fauna yang ada di persebaran wilayah Indonesia bagian barat memiliki ciri atau tipe seperti halnya fauna di daerah Asia sehingga disebut tipe fauna Asiatis (Asiatic). Fauna yang ada di persebaran wilayah Indonesia bagian timur memiliki ciri atau tipe yang mirip dengan fauna yang hidup di Benua Australia sehingga disebut tipe fauna Australis (Australic). Fauna yang ada di wilayah Indonesia bagian tengah merupakan fauna peralihan yang ciri atau tipenya berbeda dengan fauna Asiatis maupun Australis. Faunanya memiliki ciri tersendiri yang tidak ditemukan di tempat lainnya di daerah Indonesia. Fauna tipe ini di sebut fauna endemik.
Pembagian wilayah sebaran fauna di Indonesia.
Pembagian wilayah sebaran fauna Indonesia.
Alfred Russel Wallace (1823-1913) adalah seorang penjelajah dan ahli ilmu alam, geografi,antropologi, dan biologi yang membagi flora dan fauna di Indonesia dua bagian besar. Bagian pertama, yang terletak di bagian barat, memiliki ciri flora dan fauna yang mirip dengan flora dan fauna Asia.
Alfred Russel Wallace (1823-1913) adalah seorang penjelajah & ahli ilmu alam, geografi, antropologi, dan biologi yang membagi persebaran flora Indonesia dan fauna menjadi dua bagian besar. Bagian pertama, yang terletak di wilayah Indonesia bagian barat, memiliki ciri flora dan fauna yang mirip dengan flora dan fauna Asia. Bagian timur Indonesia memiliki ciri flora & fauna yang mirip dengan Australia. Garis yang memisahkan dua bagian flora & fauna Indonesia tersebut dikenal dengan nama Garis Wallace membatasi wilayah sebaran fauna pada barat & Indonesia tengah, sedangkan garis Weber membatasi wilayah sebaran fauna dari tengah Indonesia dengan timur Indonesia.
1). Fauna Indonesia di Bagian Barat 
Fauna dengan persebaran di bagian Indonesia Barat atau tipe asiatis memiliki persebaran mencakup wilayah Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Mamalia berukuran besar banyak ditemui di wilayah Indonesia ini seperti gajah, macan, tapir, badak bercula satu, banteng, kerbau, rusa, babi hutan, orang utan, monyet, bekantan, dan lain-lain. Di samping mamalia, di wilayah indonesia ini banyak pula ditemui reptil seperti ular, buaya, tokek, kadal, tokek, biawak, bunglon, kura-kura, dan trenggiling. Berbagai jenis burung yang dapat ditemui seperti burung hantu, gagak, jalak, elang, merak, kutilang, & berbagai macam unggas. Berbagai macam ikan air tawar seperti pesut (sejenis lumba-lumba di Sungai Mahakam) dapat ditemui di wilayah Indonesia ini.
contoh fauna Indonesia bagian Barat
contoh fauna bagian Barat Indonesia
2). Fauna Indonesia di Tengah atau Tipe Peralihan Indonesia
Fauna dengan persebaran di bagian Indonesia Tengah merupakan tipe peralihan atau Austral Asiatic. Wilayah fauna Indonesia Tengah di sebut pula wilayah fauna kepulauan Wallace, mencakup Sulawesi, Maluku, Timor, & Nusa Tenggara serta sejumlah pulau kecil di sekitar pulau-pulau indonesia tersebut. Fauna yang menghuni wilayah Indonesia ini antara lain babi rusa, anoa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, kuda, sapi, monyet saba, beruang, tarsius, sapi, & banteng. Selain itu terdapat pula reptil, amfibi, & berbagai jenis burung. Reptil yang terdapat di daerah Indonesia ini di antaranya biawak, komodo, buaya, & ular. Berbagai macam burung yang terdapat di wilayah persebaran indonesia ini di antaranya maleo, burung dewata, mandar, raja udang, rangkong, & kakatua nuri.
contoh fauna Indonesia bagian Tengah
contoh fauna bagian Tengah Indonesia
3).  Fauna Indonesia di Bagian Timur Indonesia
Fauna dengan persebaran di bagian Timur Indonesia atau disebut tipe australic tersebar di wilayah Papua, Halmahera, dan Kepulauan Aru. Fauna berupa mamalia yang menghuni wilayah Indonesia ini antara lain kangguru, beruang, walabi, landak irian (nokdiak), kuskus, pemanjat berkantung (oposum layang), kangguru pohon, & kelelawar. Di wilayah indonesia ini, tidak ditemukan kera. Di samping mamalia tersebut, terdapat pula reptil seperti biawak, buaya, ular, kadal. Berbagai jenis burung ditemui di wilayah indonesia ini di antaranya burung cenderawasih (burung ciri khas Indonesia timur), nuri, raja udang, kasuari, dan namudur. Jenis ikan air tawar yang ada di relatif sedikit.
Beberapa spesies fauna Indonesia bagian Timur.
Beberapa spesies fauna khas di bagian Timur.Indonesia
Meskipun 45% di wilayah Indonesia tercatat belum di huni dan sebagian besar ditutupi oleh hutan tropis, populasi pertumbuhan Indonesia semakin tinggi serta perkembangan industrialisasi Indonesia ini akan mempengaruhi keberadaan dari fauna secara perlahan. Setelah mempelajari persebaran dari berbagai macam fauna tadi, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tipe dan jenis fauna masing-masing daerah di negeri Indonesia tercinta kita ini memiliki keberagaman antara daerah Indonesia yang satu dengan yang lainnya sesuai persebaran wilayahnya yang telah dijelaskan diatas.

Persebaran flora dan fauna di indonesia


Flora dan fauna di Indonesia dikelompokan menjadi tiga daerah, yaitu daerah asia (asiatis), daerah peralihan dan daerah yang mendapatkan pengaaruh dari Australia (australis) antara Asiatis dengan peralihan dibatasi garis Wallace, sedangkan antara peralihan dengan australis dipisahkan dengan garis Webber.
Persebaran Fauna di Indonesia
Persebaran dari Fauna yang ada di wilayah Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga corak yang berbeda, yaitu fauna bagian barat, tengah, & timur.  Fauna sering juga diartikan dunia hewan. Arti fauna adalah semua hewan yang hidup di suatu daerah atau pada zaman tertentu, sedangkan uraian fauna Indonesia terbatas pada zaman sekarang ini.
Jenis-jenis dan persebaran hewan yang ada di Indonesia mempunyai kaitan dengan sejarah terbentuknya kepulauan Indonesia. Indonesia bagian barat, yang meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian timur, Papua, dan pulaupulau di sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Australia. Indonesia bagian tengah, Pulau Sulawesi bersama pulau di sekitarnya, Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak termasuk Benua Asia maupun Australia.
1. Fauna Tipe Indonesia Barat (Asiatis)
Fauna di daerah barat menyerupai daratan asia. Persebaran fauna meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Kalimanta hingga Sellat Makasar dan Selat Lombok. Kebanyakan binatang asiatis memiliki ukuran yang besar dan terdiri dari binatang menyusui. Binatang jenis asiatis bisanya berbulu tidak indah.
Contoh:
a. Harimau di jawa, Madura dan Bali
b. Beruang terdapat di Sumatera, dan Kalimantan
c. Gajah terdapat di Sumatera
d. Badak terdapat di Sumatera
e. Banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan
f. Jenis-jenis kera di Kalimantan dan Sumatera
2.  Fauna Tipe Indonesia Timur (Australis)
Fauna bagian timur meliputi daerah Papua, Kepulauan Aru dan beberapa pulau di sekitarnya. Ciri dari fauna australis adalah jenis mamalia berukuran kecil, banyak terdapat burung berbulu indah, hewan berkantong. Binatang di daerah Australis mendapatkan pengaruh dari Australia.
Contoh:
a. Kanguru Pohon
b. Musang berkantong
c. Burung kasuari
d. Burung cendrawasih
e. Burung kakatua berjambul merah
3. Fauna Tipe Tengah (Peralihan)
Jenis fauna di daerah peralihan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan fauna di daerah asiatis maupun australis. Jenis fauna peralihan terdapat di Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara.
Contoh:
a. Biawak dan komodo
b. Anoa
c. Babi rusa
d. Burung maleo
Persebaran Flora di Indonesia
Flora di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu (1) Indo-Malayan dan (2) Indo-Australian. Kelompok pertama meliputi kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau yang masuk ke dalam kelompok Indo-Malayan ini adalah Kalimantan, Sumatra, Jawa, dan Bali. Kelompok kedua meliputi tumbuhan yang berada kawasan Indonesia Timur. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan Indo-Australian ini adalah Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.
Perbandingan karakteristik flora yang terdapat di Indonesia Barat dan Indonesia Timur adalah sebagai berikut.
1. Indonesia Barat
Jenis meranti-merantian sangat banyak
Terdapat berbagai jenis rotan
Tidak terdapat hutan kayu putih
Jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) sedikit
Jenis tumbuhan sagu sedikit
Terdapat berbagai jenis nangka
2. Indonesia Timur
Jenis meranti-merantian hanya sedikit
Tidak terdapat berbagai jenis rotan
Terdapat hutan kayu putih
Terdapat berbagai jenis tumbuhan matoa, khususnya di Papua
Banyak terdapat tumbuhan sagu
Tidak terdapat jenis nangka
Berbagai jenis flora di Indonesia telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik sebagai bahan untuk membuat alat rumah tangga, bahan bangunan, bahan makanan, dan lain-lain. Sebagai contoh, rotan dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kursi, meja, dan perabotan rumah tangga lainnya. Berbagai jenis kerajinan telah dihasilkan oleh masyarakat dengan memanfaatkan bahan dari rotan. Sentra penghasil produk kerajinan tersebut telah banyak berkembang di daerah-daerah tertentu, misalnya di Cirebon dan daerah-daerah lain di Pulau Jawa.

Bentuk bentuk struktur sosial

 
Bentuk – Bentuk Struktur Sosial
 Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial.
 Struktur sosial
Struktur social merupakan pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang tersusun
sebagai suatu system. baik vertikal maupun horizontal.struktur vertikal yaitu berbentuk
stratifikasi sosial,dan sedangkan harizontal yaitu berbentuk diferensiasi sosial.
Dalam ilmu sosiologi,penbentuk struktur sosial,yaitu status dan peran sosial .
 Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial.
1. Diferensiasi Sosial
    Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama.
Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat
secara horisontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari
pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya..Pengelompokan
horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (sukubangsa), klan dan agama
disebut kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan profesi
dan jenis kelamin disebut heterogenitas social
Pada intinya hal-hal yang terdapat dalamdifer ens ias i itu tidak terdapat tingkatan-
tingkatan, namun yang membedakan satu individu dengan individu yang lainnya adalah
sesuatu yang biasanya telah ia bawa sejak lahir. contohnya saja, suku sunda dan suku
batak memiliki kelebihan masing-masing. jadi seseorang tidak bisa menganggap suku
bangsanya lebih baik, karena itu akan menimbulkan etnosentrisme dalam masyarakat.
diferensiasi merupakan perbedaan yang dapat kita lihat dan kita rasakan dalam
masyarakat, bukan untuk menjadikan kita berbeda tingkat sosialnya seperti yang terjadi
di Afrika Selatan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan skema di bawah ini :
Diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu.
Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara
pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini
adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan.
Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan
kantor.
c. Ciri Budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat
menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem
kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu
masyarakat dapat kita lihat dari bahasa,kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
Pengelompokan masyarakat membentuk delapan criteria diferensiasi social, antara lain:
1. Diferensiasi Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki cirri-ciri fisik bawaan yang sama.
Diperensiasi ras adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya.
Secara garis besar manusia terbagi kedalam ras-ras sebagai berikut:
a. Menurut A..L. Krober
1) Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin).
2) Mongoloid
– Asiatik Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur).
– Malayan Mongoloid (Asia Tenggara dan Penduduk Asli Taiwan).
– American Mongoloid (Penduduk asli Amerika).
3) Kaukasoid
– Nordic (Erofa Utara, sekitar Laut Baltik).
– Alpine (Erofa Tengah dan Erofa Timur).
– Mediterania (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran).
– Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka).
4) Negroid
– African Negroid (Benua Afrika).
– Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan nama orang
Semang, Filipina).
– Malanesian (Irian, Melanesia).
5) Ras-ras Khusus (tidak dapat diklasifikasikan kedalam empat ras pokok)
– Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan).
– Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan).
– Polynesian (kepulauan Micronesia, dan Polinesia).
– Ainu ( di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang).
b. Menurut Ralph Linton
1) Mongoloid
Ciri-ciri:
– kulit kuning sampai sawo mateng
– rambut lurus
– bulu badan sedikit
– mata sipit (Asia Mongoloid)
· Mongoloid Asia : Sub Ras Tionghoa (Jepang, Vietnam, Taiwan)
Sub Ras Melayu (Malaysia, Filipina, Indonesia)
· Mongoloid Andian (orang Indian di Amerika)
2) Kaukasoid
Ciri-ciri:
– hidung mancung
– kulit putih
– rambut pirang sampai coklat kepirang kehitaman
– kelopak mata lurus
· Ras Nordic
· Alpin Mediteran
· Armenoid
· India
3) Negroid
Ciri-ciri:
– rambut keriting
– kulit hitam
– bibir tebal
– kelopak mata lurus
· Sub Ras Negroid
· Nilitz
· Negro Rimba
· Negro Oseanis
· Hetentot Boysesman
Indonesia didiami oleh bermacam-macam Sub Ras, antara lain:
· Negrito, suku Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya.
· Veddoid, suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatra Selatan, Toala dan Tomuna di
Sulawesi.
· Neo Melanosoid, kepulauan Kei dan Aru.
· Melayu:
– Melayu Tua (Proto Melayu), orang Batak, Toraja dan Dayak.
– Melayu Muda (Deutro Melayu), orang Aceh, Minang, Bugis/Makasar.
2. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang
masih dianggap mempunyai hubungan biologis.
Diferensiasi suku bangsa merupakan penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis
yang sama, seperti ras, namun suku bangsa memiliki kesamaan budaya sebagai berikut:
– Ciri fisik
– Bahasa daerah
– Kesenian
– Adat-istiadat
Suku bangsa yang ada di Indonesia yaitu sebagai berikut:
· Pulau Sumatra : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkuku, Jambi, Palembang, Melayu
dan sebagainya.
· Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger dan sebagainya.
· Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar dan sebagainya.
· Pulau Sulawesi : Bugis, Toraja, Minahasa, Toil-Toli, Makassar, Bolaang-mangondow,
Gorontalo dan sebagainya.
· Kepulauan Nusa Tenggara : Bali, Bima Lombok, Flores, Timoer, Rote.
· Kepulauan Maluku dan Irian : Ternate, Tidore, Dani Asmat.
3. Diferensiasi Klen (Clan)
Klen / kerabat luas / keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis),
kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adapt (tradisi). Klen adalah system
social berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi di
masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) atau ibu (matrilineal).
· Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) terdapat pada:
– Masyarakat Batak (sebutan Marga)
– Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun,
Paranginangin.
– Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar.
– Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.
– Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut, Tombokan,
Pangkarego, Paat, Supit.
– Masyrakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani, Latuconsina,
Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
– Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa,
Leimena, Kleden, De-Rosari, Paeira.
· Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat :
– Minangkabau, klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampung-
kampung, nama klennya antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo,
Dalimo, Kampai dan sebagainya.
– Masyarakat Flores, yaitu suku Ngadu juga menggunakan system matrilineal.
4. Diferensiasi Agama
Diferensiasi agama adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan
agama/kepercayaannya.
a. Komponen-komponen Agama
· Emosi keagamaan
· System keyakinan
· Upacara keagamaan
· Tempat ibadah
· Umat
b. Agama dan Masyarakat
Dalam perkembangan agama mempengaruhi masyarakat begitu juga masyarakat
mempengaruhi agama.
5. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
Diferensiasi profesi adalah pengelompokan masyarakat atas dasar jenis pekerjaan atau
profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan keterampilan khusus. Misal profesi guru
memerlukan keterampilan khusus, seperti: pandai berbicara, bisa membimbing, sabar dan
sebagainya.
Berdasarkan perbedaan profesi orang dimasyarakat berprofesi: guru, dokter, pedagang,
buruh, pegawai negri, tentara dan sebagainya.
6. Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan
seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari
struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu maka ada
kelompok laki-laki/pria dan kelompok wanita/perempuan.
7. Diferensiasi Asal Daerah
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat
tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:
– masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa.
– Masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat ditemukan dalam hal-hal berikut:
– perilaku
– tutur kata
– cara berpakaian
– cara menghias rumah dan sebagainya.
8. Diferensiasi Partai
Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan
negara, yang berupa kesatuan-kesatuan social, seazas, seideologi dan sealiran.
2. Stratifikasi Sosial
. Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya.. Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak.
Pitirin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau
anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis.
Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap
individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki.
Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut
dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.
Cuber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas
kategori dari hak-hak yang berbeda
Berarti, stratifikasi social merupakan pembedaan penduduk dalam kelas-kelas secara
bertingkat.
Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan
masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang
menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia,
sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.
Dimensi Stratifikasi Sosial
Untuk menjelaskan stratifikasi sosial ada tiga dimensi yang dapat dipergunakan yaitu :
privilege, prestise, dan power. Ketiga dimensi ini dapat dipergunakan sendiri-sendiri,
namun juga dapat didigunakan secara bersama.
Karl Marx menggunakan satu dimensi, yaitu privilege atau ekonomi untuk membagi
masyarakat industri menjadi dua kelas, yaitu kelas Borjuis dan Proletar. Sedangkan Max
Weber, Peter Berger, Jeffries dan Ransford mempergunakan ketiga dimensi tersebut. Dari
penggunaan ketiga dimensi tersebut Max Weber memperkenalkan konsep : kelas,
kelompok status, dan partai.
Bentuk stratifikasi dapat dibedakan menjadi bentuk lapisan bersusun yang diantaranya
dapat berbentuk piramida, piramida terbalik, dan intan. Selain lapisan bersusun bentuk
stratifikasi dapat juga diperlihatkan dalam bentuk melingkar. Bentuk stratifikasi
melingkar ini terutama berkaitan dengan dimensi kekuasaan.
Pengelompokan secara vertikal berdasarkan posisi, status, kelebihan yang dimiliki, sesuatu yang dihargai.Distribusi hak dan wewenang, berdasarkan kriteria ekonomi, pendidikan, kekuasaan, dan kehormatan.
Ukuran yang biasa digunakan untuk menggolongkan penduduk dalam lapisan-lapisan
tertentu yaitu:
a) Ukuran kekayaan (kaya miskin, tuan tanah penyewa, )
b) Ukuran kekuasaan (penguasa/ dikuasai) penguasa punya wewenang lebih tinggi
c) Ukuran kehormatan (berpengarug / terpengaruh) ukuran ini ada di masyarakat
tradisional(pemimpin informal)
d) ukuran ilmu pengetahuan (golongan cendekiawan/ rakyat awam)
Tiga sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.
a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan
mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas
horisontal saja. Contoh:
– Sistem kasta.
Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
– Rasialis.
Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di
posisi kulit putih.
– Feodal.
Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan
b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata
dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
– Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
– Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada
niat dan usaha.
c. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial c a m p u r a n m e r u p a k a n kombinasi antara stratifikasi tertutup
dan terbuka. Misalnya, seorang Bali b e r k a s t a Brahmana mempunyai kedudukan
terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh
kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok
masyarakat di Jakarta.

Pengertian struktur sosial

Soerjono Soekanto: Struktur Sosial adalah organisasi yang berkaitan dengan pilihan dan keputusan dalam hubungan hubungan sosial aktual

George Simmel : Struktur Sosial itu hanyalah sekedar kumpulan individu serta pola perilakunya, namun masyarakat tidak independen dari individu yang membentuknya.

George C. Homans : mengaitkan struktur sosial dengan perilaku sosial elementer dalam kehidupan sehari hari.

Raymond Firth : Struktur sosial adalah suatu pergaulan hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dan banyak dan meliputi pula lembaga lembaga dimana di dalamnya terdapat banyak orang yang ambil bagian.

Talcott Parsons : Struktur sosial adalah merupakan bentuk keterkaitan antar institusi dan bukannya antar individu

Calhoun : Struktur Sosial adalah pola hubungan hubungan, kedudukan kedudukan, dan jumlah orang yang memberikan kerangka bagi organisasi manusia, baik dalam kelompok kecil maupun keseluruhan masyarakat.

Borgotta : Struktur sosial merupakan lingkungan sosial bersama yang tak dapat diubah oleh orang perorang, yang menyediakan konteks atau lingkungan bagi tindakan manusia.

Coleman  : Struktur sosial merupakan pola hubungan antar manusia dan antar kelompok manusia

Koentjaraningrat : Struktur sosial adalah kerangka yang dapat menggambarkan kaitan berbagai unsur dalam masyarakat.

Soeleman B. Taneko : Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan unsur unsur sosial yang pokok, yakini kaidah kaidah sosial, lembaga lembaga sosial, kelompok kelompok sosial serta lapisan lapisan sosial.

William Kornblum : Struktur Sosial merupakan pola perilaku berulang ulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat.

Dari beberapa definisi mengenai pengertian struktur sosial diatas, dapat dikatakan bahwa struktur sosial adalah tatanan sosial  dalam kehidupan masyarakat yang didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan dengan batas batas perangkat unsur unsur sosial yang mengacu pada suatu keteraturan perilaku didalam masyarakat.

Dengan kata lain  struktur merupakan cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan hubungan yang dapat diprediksi melalui pola perilaku berulang antar individu dan kelompok sosial.

Unsur Unsur Struktur Sosial

Menurup Ralph Linton, struktur sosial mengandung dua konsep yaitu status yang merupakan suatu kumpulan hak dan kewajiban serta peran yang merupakan aspek dinamis dari sebuah status.

Setiap struktur sosial yang muncul didalam kehidupan masyarakat bisa terjadi karena adanya unsur unsur sebagai berikut
  1. Individu : Individu sebagai pembentuk masyarakat dalam hal ini juga bertindak selaku pembentuk struktur sosial. Tidak ada sebuah struktur sosial pun yang dapat berdidi tanpa peranan individu individu dalam masyarakat
  2. Interaksi : Walaupun sederhana, pola interaktis anatar individu dalam masyarakat juga membentuk struktur sosial. Disinilah akan ditentukan apakah struktur sosial yang terbentuk mengarah pada integrasi ataupun disintegrasi


 

Struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya, namun masyarakat  tidak independen dari individu yang membentuknya. Apa itu Struktur Sosial.Sepanjang sejarah manusia, beberapa golongan masyarakat memperoleh kesejahteraan prestise dan kekuasaan yang lebih besar daripada golongan lainnnya. Tidak ada suatu masyarakat dimana anggotanya sama, karena sumber daya jumlahnya terbatas sehingga tidak dapat tersalurkan secara merata di masyarakat.Meskipun pembedaan sosial di masyarakat terlihat secara universal, masyarakat terbagi berdasarkan seberapa besar mereka megalokasikan sumber sumber daya yang terbatas itu. Oleh sebab itu, terbentuklah pembedaan dalam struktur masyarakat.Definisi kata struktur berasal dari bahasa latin “structum” yang berarti menyusun atau membangun. Pada dasarnya istilah struktur diartikan sebagai susunan terhadap sesuatu yang memiliki bagian bagian atau unsur unsur dan membentuk suatu susunan.

Pengertian Struktur Sosial Menurut Para Ahli

Berikut adalah pengertian struktur sosial atau definisi struktur sosial menurut para ahli.

Fungsi Struktur Sosial

 
 Pada struktur sosial terdapat perilaku perilaku sosial yang cenderung tetap dan teratur sehingga dapat dilihat sebagai pembatas terhadap perilaku perilaku individu atau kelompok. Didalam struktur sosial, individu atau kelompok akan cenderung menyesuaikan perilakunya dengan keteraturan kelompok atau masyarakat.

Menurut M. Polak, struktur sosial berfungsi sebagai ( kegunaan dan manfaat struktur sosial)
  1. Pengawas sosial, artinya sebagai penekan kemungkinan kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai dan peraturan kelompok atau masyarakat.
  2. Sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial kelompok atau masyarakat karena berasal dari kelompok/masyarakat itu sendiri
Secara Umum, fungsi struktur sosial adalah
  1. Merupakan instrumen masyarakat untukk menyelenggarakan tata kehidupan secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan
  2. Struktur sosial berfungsi sebagai rangtai sistem dalam penyelenggaraan setiap aspek kehidupan sehingga menjadi teratur dan harmonis
  3. Struktur sosial merupakan karakteristik yang khas yang dimiliki suatu masyarakat sehingga dapat memberikan warna yang berbeda dari masyarakat yang lain.
Dikutip dari buku LKS IPS Modul Mitra

Demikian penjelasan tentang pengertian struktur sosial menurut para ahli, arti definisi struktur sosial, fungsi struktur sosial, struktur sosial adalah, kegunaan struktur sosial dan unsur struktur sosial.

Bentuk bentuk mobilitas sosial


1.      Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas sosial horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Dalam mobilitas sosial ini, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang, misalnya peralihan kewarganegaraan atau pekerjaan. Contoh, pak ahmad pada awalnya adalah seorang guru matematika di SMK. Oleh karena merasa tidak cocok di tempat kerjanya, ia memutuskan untuk pindah menjadi guru matematika di SMA. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa pada diri pak Nano tidak ada perubahan status. Ia tetap sebagai guru pengajar matematika di sekolah yang sederajat.
 
2.      Mobilitas sosial Vertikal
Mobilitas sosial Vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial tertentu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya maka terdapat dua jenis mobilitas yaitu, mobilitas sosial vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal kebawah (social sinking).
Mobilitas sosial keatas memiliki dua bentuk yang utama.
a)      Masuk dalam kedudukan yang lebih tinggi.
Hal ini ditandai dengan masuknya individu-individu yang berkedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Contoh, pak Ahmad adalah seorang guru Sosiologi di salah satu SMA. Oleh karena memiliki persyaratania diangkat menjadi kepala sekolah. Jadi pak Ahmad telah memasuki kedudukan yang lebih tinggi.
b)      Membentuk kelompok baru
Pada bentuk ini terjadi pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari pada kedudukan individu pembentuk kelompok tersebut. Contoh pembentukan dewan pembina dalam struktur organisasi yang dulunya tidak ada dalam struktur kepengurusan. Sebagai contoh, pak Ahmad adalah anggota salah satu organisasi. Dia sangat aktif. Karena keaktifannya dia dan beberapa kawannya yang sama-sama aktif diberi kehormatan oleh seluruh anggota organisasi tersebut untuk diangkat menjadi dewan pembina.
Mobilitas sosial vertikal kebawah mempunyai dua bentuk utama.
a)    Turunnya kedudukan
Pada bentuk ini, kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah. Contoh,
·         seorang pengusaha yang menggeluti bisnis perumahan tiba-tiba bangkrut. Banyak pelanggan yang tidak bisa melunasi utangnya. Kemuian pengusaha itu membuka warung kelontong dengan membeli kios di pasar inpres.
·         Seorang prajurit yang dipecat karena lari meninggalkan dinas ketentaraannya
·         Seorang karyawan salah satu perusahaan diberhentikan dengan tidak hormat karena malakukan korupsi
b)   Turunnya derajat kelompok
Pada bentuk ini, derajat sekelompok individu dan kelompok merupakan salah satu kesatuan. Contoh, penurunan derajat kelompok adalah penurunan masyarakat terhadap bangsawan, karena perubahan sistem pemerintahan dari monarki ke republik.
3.      Mobilitas Antargenerasi, Intragenerasi dan Gerak Sosial Geografis
Mobilitas sosial, selain dapat bergerak vertikal dan horizontal, juga dapat bergerak keturunan. Berikut ini kita akan mempelajari mobilitas antar generasi dan mobilitas intragenerasi, serata gerak sosial geografis.
a.       Mobilitas antargenerasi
Secara umum, mobilitas antargenerasi berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalanya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik maupun turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Sebagai contoh, Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga Sekolah Dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh itu menunjukan telah terjadi mobilitas vertikal antar generasi.
b.      Mobilitas intragenerasi
Mobilitas ini adalah peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Mobolitas intragenerasi adalahmobilitas yang terjadi dalam satu kelompok genrasi yangsama. Contohnya adalah gerak sosial yang terjadi pada masa kemerdekaan. Kemerdekaan memberikan peluang yang besar bagi masyarakat untuk berpindah status.
Berikut ini, contoh mobilitas intragenerasi.
·         Banyak mantan pejuang kemerdekaan yang beralih profesi menjadi pengusaha.
·         Pemuda angkatan 90-an memiliki kesempatan yang luas untuk mengembngkan iptek karena hidup di tengah-tengah era globalisasi dan industrialisasi
c.       Gerak sosial geografis
Gerak sosial geografis adalah perpindahan individu ataukelompok dari satu daerah ke daerah lain, misalnya transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.
Contoh gerak sosial geografis adalah sebagai berikut
·         Banyak warga masyarakat desa yang dulunya petani mengadu nasib si kota-kota besar, tetapi sekarang menjadi pedagang, sopir, dan pembantu rumah tangga
·         Banyak warga di sekitar gunung berpi pindah ke daerah pantai karena gunung itu akan meletus

Pengertian mobilitas sosial


pengertian mobilitas adalah pergerakan atau perpindahan, sedangkan sosial adalah masyarakat.
jadi mobilitas sosial adalah suatu proses pergerakan naik(social climbing) atau turunnya(social sinking) status seseorang atau kelompok masyarakat. menurut HORTON, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. dengan demikian MOBILITAS SOSIAL hanya terjadi pada kelas sistem stratifikasi sosial yg terbuka tidak menganut sistem stratifikasi tertutup atau kasta.
mobilitas sosial ada 3:
        1. mobilitas sosial vertikal.
mobilitas sosial vertikal yaitu, mobilitas sosial yg terjadi antara kelas sosial bawah dan kelas sosial atas.
mobilitas vertikal ada 2 yaitu;
                a. social climbing:
                     pergerakan naiknya status seseorang atau kelompok sosial.
                     bentuknya: 1. naiknya orang yg berstatus rendah ke kelas yg status sosialnya tinggi.
                                      2. terbentuknya kelas sosial baru yg menempati atau menggeser kelas sosial
                                          tertinggi yg ada didalam kelompol tsb.
                    penyebabnya: 1. melakukan prestasi kerja.
                                          2. menggantikan kedudukan yg kosong akibat proses peralihan generasi.
               b. social sinking:
                    pergerakan turunnya status seseorang atau kelompok sosial.
                    bentuknya: 1. turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan yg lebi rendah.
                                     2. tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas.
                  penyebabnya: 1. berhalangan tetap atau sementara, misal sakit atau cacat tubuh
                                        2. memasuki masa pensiun
                                        3. berbuatkesalahan fatal sehingga diturunkan/dipecat dari kelas sosial yg tinggi.
   2.  mobilitas sosial horizontal:
         perpindhan status seseorang atau kelompok orang dalam lapisan yg sama.
           ciri utama dalam mobilitas sosial horizontal adalah tidak ada perpindahan lapisan sosial.
             bentuknya: 1. mobilitas antar wilayah.
                                     meliputi transmigrasi, commuter, sirkuler(bagi yg ngekost), emigrasi, imigrasi,
                                     ruraliasi, urbanisasi.
                              2. mobilitas antar generasi
                                    ada 2 bentuk antar generasi yaitu,
                                         a. mobilitas intra generasi: perpindahan status yg terjadi dalam beberapa generasi.
                                         b. mobilitas inter generasi: perpindahan status yg terjadi dalam beberapa generasi.
  3. mobilitas sosial diagonal:
         perpindahan yg dialami seseorang atau kelompok yg mengalami perpinahan tempat dan status sosial.
              bentuknya: 1. mobilitas sosial diagonal ke atas: perpindahannya statusnya naik, tempatnya sama
                               2. mobilitas sosial diagonal ke bawah: perpindahan statusnya turun, tempatnya pindah.
FAKTOR PENDORONG MOBILITAS
             1. Faktor struktural
                  a. struktur pekerjaan
                  b. perbedaan fertilitas
                  c. transisi perekonomian
            2. faktor individu
                  a. perbedaan kemampuan
                  b. orientasi sikap terhadap mobilitas
                  c. faktor kemujuran
           3. status sosial
           4. keadaan ekonomi
           5. situasi politik
           6. demografi(kependudukan)
           7. keinginan melihat daerah lain
FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS
            1. kemiskinan
            2. diskriminasi kelas
            3. perbedaan ras dan agama
            4. perbedaan gender
            5. faktor pengaruh sosialisasi yg kuat
            6. perbedaan kepentingan
CARA MELAKUKAN MOBILITAS
           1. cara umum:
                      a. askripsi: cara memperoleh kedudukan dg keturunan
                      b. prestasi: cara memperoleh kedudukan dg usaha
          2. cara khusus:
                     a. perubahan nama
                     b. perubahan tempat tinggal
                     c. perubahan tingkah laku
                     d. perubahan standar hidup
                     e. bergabung dg organuisasi tertentu
 SALURAN MOBILITAS
          1. lembaga pemerintahan dan militer
          2. pendidikan
          3. organisasi politik
          4. lembaga keagamaan
          5. organisasi ekonomi
          6. organisasi profesi
          7. perkawinan
          8. organisasi keolahragaan
DAMPAK MOBILITAS
                 1. DAMPAK POSITIF:
                       a. mendorong seseorang lebih maju
                       b. meningkatkan integrasi
                       c. mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yg lebih baik
                 2. DAMPAK NEGATIF:
                       a. menimbulkan konflik:
                                 A. konflik antar kelas
                                 B. konflik antar kelompok sosial
                                 C. konflik antar generasi
                      b. berkurangnya solidaritas kelompok
                      c. timbulnya gangguan psikologis
 

Blogger news

Blogroll

About