Kuku rusak, terutama kuku kaki, disebabkan oleh jamur kuku (onikomikosis) dan merupakan masalah yang cukup banyak terjadi.
Berdasarkan data dari University Hospitals of Cleveland di AS, sekitar 900 juta orang di dunia yang mengalami masalah jamur kuku. Sementara di Indonesia, setidaknya 30 juta orang yang mempunyai masalah yang sama. Angka yang tinggi ini, disebabkan oleh iklim tropis dan gaya hidup yang senang menggunakan sepatu tertutup.
Ahli Dermatologi, dr. Margaretha Indah Maharani, SpKK menjelaskan bahwa jamur kuku ditandai dengan perubahan warna dan tekstur kuku tersebut.
"Kuku yang terinfeksi jamur akan berwarna kuning, burem hingga gelap. Teksturnya pun berubah menjadi meninggi dan tebal serta retak-retak," jelasnya dalam acara peluncuran Emtix di UOB Plaza, Jakarta (11/11).
Menurut dr. Rani, munculnya jamur di kaki lantaran penggunaan sepatu yang tertutup dalam waktu yang cukup lama. Dengan demikian, kaki menjadi basah dan lembab. Karena, kaki berkeringat dan bergesekan dengan kaus kaki. Akibatnya, aroma tak sedap pun akan muncul jika terkontaminasi dengan bakteri.
Ia juga menambahkan, faktor lainnya yang dapat menimbulkan jamur kuku ialah adanya trauma atau pernah luka pada kuku. “Kaki yang pernah terbentur atau tertusuk sesuatu, juga rentan terhadap jamur kuku. Karena adanya bekas luka, sehingga jamur mudah hidup di sana,” ujarnya.
Untuk menghindari adanya jamur kuku, dianjurkan untuk selalu mengeringkan kaki sebelum memakai sepatu dan mengganti kaus kaki minimal sehari sekali. Sebaiknya, Anda membawa kaus kaki cadangan bila melakukan aktifitas memakai sepatu dalam waktu yang cukup lama, agar kaki tidak lembab karena keringat.
“Setelah beraktifitas usahakan untuk mencuci kaki dengan bersih, terutama bersihkan di sela-sela kaki, karena jamur biasanya tumbuh di sela-sela kaki. Setelah itu, lap sampai benar-benar kering dan jangan langsung menggunakan alas kaki. Alas kaki atau sepatu juga perlu diangin-anginkan, agar tidak lembab,” imbuh dr. Rani. (Muthia Zulfa)
Gila ku sat
BalasHapus