Bahaya asap bagi kulit
Bahaya Asap bagi Kulit apakah bisa terjadi ?. Kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan telah membuat
warganya diselimuti bahaya asap tebal selama lebih kurang dua bulan terakhir.Bahaya asap akibat polusi dan kebakaran hutan ini pun telah menyebabkan jatuh
banyak korban, yang rata-rata menderita gangguan pernapasan akut atau
ISPA, bahkan sampai menyebabkan korban meninggal.
Tidak hanya
organ pernapasan yang terkena dampak bahaya asap. Paparan polusi dari
asap knalpot kendaraan bermotor, industri dan asap kebakaran hutan juga
berpotensi merusak kulit.
Berbeda dengan kerusakan kulit akibat
sinar matahari yang biasanya terlihat dalam jangka pendek (sunburn,
kulit menggelap, iritasi, kulit terkelupas), bahaya asap dan polusi biasanya
baru terasa setelah bertahun-tahun. Hal ini lebih membahayakan karena
tidak segera disadari sehingga penanganannya pun seringkali terlambat.
"Masalah
dari yang ditimbulkan bahaya asap dan polusi ini seringkali tidak terlihat, karena
tidak ada tanda-tanda secara langsung bahwa kulit Anda mengalami
kerusakan," papar seorang dermatologist, Dr. Dhaval Bhanusali, seperti
dikutip dari Self.
Paparan polusi biasanya baru terlihat setelah
usia menua. Polusi menyebabkan kerusakan pada struktur kolagen --protein
yang menjaga elastisitas kulit-- sehingga menimbulkan keriput dan
garis-garis yang dalam pada kulit terutama wajah. Selain itu berdasarkan
penelitian yang dimuat dalam Journal for Investigative Dermatology,
polusi juga bisa mengakibatkan hiperpigmentasi; ditandai dengan warna
kulit tidak merata dan timbulnya flek kecoklatan.
Jika efek buruk
sinar matahari bisa ditangkis dengan lotion berformula SPF
(perlindungan terhadap UVB) dan PA (melindungi dari UVA) atau memakai
busana lengan panjang, kacamata hitam serta topi, maka polusi berbeda
penanganannya. Dokter spesialis kulit Dr. Tsippora Shainhouse
mengatakan, kunci pertama dan utama mencegah kerusakan kulit akibat
polusi adalah rajin membersihkan wajah.
Lakukan konsep
pembersihan dua langkah agar wajah bersih maksimal. Diawali dengan
pemakaian makeup remover atau cleansing oil untuk mengangkat sisa
makeup, debu serta kotoran yang menempel di wajah ketika Anda
beraktivitas di luar. Kemudian baru dilanjutkan dengan cleansing foam.
Menurut
Tsippora, membersihkan wajah adalah cara yang efektif untuk menangkal
efek buruk atau bahaya asap dan polusi jangka pendek dari polusi. Seperti kulit kemerahan atau
jerawat. Disarankan juga melakukan pengelupasan kulit dengan cara
scrubbing. Disarankan scrub wajah satu-dua kali seminggu.
"Scrubbing
akan mencegah peradangan pada kulit, mengelupaskan sekaligus
menyingkirkan sel-sel kulit yang rusak juga membantu menghilangkan
partikel polusi yang lebih kecil, yang bisa masuk ke dalam kulit dan
menyerang kolagen," jelas dokter kulit berbasis di Los Angeles, Amerika
Serikat ini.
Pencegahan dari dalam juga tak kalah penting.
Perbanyak konsumsi makanan atau minuman yang mengandung antioksidan
tinggi. Santaplah makanan dengan berbagai jenis dan warna, karena
masing-masing pigmen pembentuk warna pada sayur dan buah memiliki
antioksidan yang berbeda, dengan khasiat yang juga bervariasi.
"Makan
sayuran hijau, minum teh hijau, konsumsi produk yang mengandung vitamin
A, C dan E. (Antioksidan) bekerja sebagai penahan yang mencegah polutan
merusak permukaan kulit dan masuk ke dalam pori-pori," terang Tsippora.
Bagaimana
dengan perawatan dari luar? Adakah produk yang diklaim bisa melindungi
kulit dari bahaya polusi? Saat ini di pasaran sudah tersedia berbagai
produk anti-polutan. Baik itu berupa lotion, serum, masker atau krim.
Pastikan terdapat label anti-pollutant pada kemasannya. Tsippora
mengatakan, produk-produk kosmetik anti-polutan bekerja dengan tiga
langkah; menyingkirkan partikel polusi dari permukaan kulit, melawan
radikal bebas dan menciptakan lapisan pelindung pada kulit.
Semoga anda terhindar dari bahaya asap dan polusi,agar pernafasan dan kulit anda tidak rusak.
Jumat, 06 November 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar